Rabu, 07 Agustus 2013

The Gospel From The Patmos. August 07 2013

The Gospel From Patmos
Everyday Insights For Living From The Last Book Of The Bible Daily Devotional
Wednesday, August 07, 2013

And the serpent spewed water like a flooding river out of its mouth as it pursued the woman, in order that he might cause her to be swept away by the flood. Rev 12:15.

I believe that the woman in this text represents the people of God throughout the Christian age who have suffered at the hands of oppressive governments and hateful majorities. For those who suffer for their faith, there is always the temptation to ask why. The suffering of the moment is usually incomprehensible. It is impossible to fully explain why God allows it.

What Revelation 12 does is pull back the curtain and show us the larger context for Christian suffering. There is a war going on in the universe, a war that began in heaven (Rev 12:3-4) and climaxed after the death of Jesus on the cross (Rev 12:7-12). The battles we face from day to day are a minuscule part of that larger conflict. It may not be possible to see how our suffering fits into the larger picture of God's plan. But Revelation shows us that when bad things happen to God's people it is because of a supernatural fury that must be allowed its moment in the sun, but will one day be destroyed forever (Rev 20:7-15). So we need to be patient and trust God no matter what happens. Justice is coming, but it will not take hold before I pass through serious trials. If I demand an explanation for everything that happens to me, I will lose faith in God and may even lose my mind. I need to be content with the fact that in this life we "know in part" (1 Cor 13:9).

This reminds me of a story about a lost marble. A man was condemned to solitary confinement in a pitch-black cell. The only thing he had to occupy his mind was a marble, which he threw repeatedly against the walls. He spent his time listening to the marble as it bounced and rolled around the room. Then he would grope in the darkness until he found his precious toy. One day the prisoner threw his marble upward. It failed to come down. Only silence echoed through the darkness. He was deeply disturbed by the "evaporation" of the marble and his inability to explain its disappearance. Finally he went insane, pulled out all his hair and died. When the prison officials came to remove his body, a guard noticed something caught in a huge spider's web in the upper corner of the room. That's strange, he thought, I wonder how a marble got up there.1

There are times when our experience poses questions the mind is unable to answer. But valid answers always exist. When it comes to the things we suffer it is wise not to expect all the pieces to fit on the basis of our limited perception. God alone knows the big picture. The cross tells us that He can be trusted. If we don't know now we don't need to know.

Lord, I trust the One who died for me. Give me endurance even when I don't understand.

1 Story from "Family News With Dr. James Dobson," Focus on the Family Newsletter, March, 2001, 3-4.

Sumber :       http://www.thebattleofarmageddon.com

Selasa, 06 Agustus 2013

Renungan Pagi “Kabar Baik Dari Patmos” 7 Agustus 2013

“Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, KE ARAH PEREMPUAN ITU, supaya ia dihanyutkan sungai itu” (Wahyu 12:15).

Saya percaya bahwa perempuan dalam ayat ini melambangkan umat Allah sepanjang abad Kekristenan yang telah menderita penindasan di tangan totaliter yang kejam. Penderitaan pada saat itu biasanya tak dapat dimengerti. Mustahil menjelaskan mengapa Allah mengizinkan penderitaan terjadi.

Yang dilakukan oleh Wahyu 12 adalah menyingkapkan tirai dan memperlihatkan kepada kita konteks yang lebih luas atas penderitaan orang-orang Kristen. Peperangan hebat terjadi di alam semesta, peperangan yang dimulai di surga (Why. 12:3,4) dan mencapai klimaksnya setelah kematian Yesus di kayu salib (ayat 7-12). Peperangan yang kita hadapi dari hari ke hari merupakan bagian kecil dari konflik besar itu. Mungkin mustahil untuk dapat melihat bagaimana pengalaman kita adalah bagian dari keseluruhan rencana Allah. Namun Kitab Wahyu mengingatkan kita, saat hal buruk menimpa umat-Nya, itu dikarenakan murka supraalami yang mesti terjadi saat ini, yang suatu hari nanti akan dihancurkan untuk selama-lamanya (Why. 20:7-15). Jadi kitaharus sabar dan memercayai Allah, tidak peduli apa yang terjadi. Keadilan akan datang, tetapi itu tidak akan terjadi sebelum melewati pencobaan-pencobaan serius. Bila kita menuntut penjelasan atas segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, maka kita bukan hanya akan kehilangan iman kepada Allah, tetapi mungkin juga kehilangan kewarasan kita. Kita harus puas, bahwa dalam kehidupan ini, kitahanya “tahu sebagian saja” (1 Kor. 13:9).

Ini mengingatkan saya pada kisah tentang kelereng yang hilang. Seroang pria dihukum kurungan dalam sel gelap dan hanya punya satu hal untuk mengisi pikirannya---sebuah kelereng, yang dilemparkannya berulangkali ke dinding sebagai mainannya yang berharga. Suatu hari tahanan itu melemparkan kelerengnya ke atas, tetapi tidak pernah kembali ke bawah. Hanya keheningan menggema dalam gelap. Raibnya kelereng itu sangat mengganggu pikirannya. Akhirnya diajadi gila, mencabuti seluruh rambutnya, lalu mati. Saat sipir penjara datang menyingkirkan mayatnya, penjaga itu mleihat sesuatu tersangkut pada sarang laba-laba besar di sudut atas ruangan. Aneh, pikirnya, bagaimana bisa sebuah kelereng sampai tersangkut di situ.

Terkadang pengalaman kita menyebabkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak mampu kitajawab. Tapi jawaban yang absah selalu ada. Jika menyangkut hal-hal yang kita derita, adalah bijaksana untuk tidak berharap agar semua dapat dijelaskan dengan mempertimbangkan persepsi kita yang terbatas. Hanya Allah yang tahu gambaran keseluruhannya. Salib mengatakan kepada kita bahwa kitabisa memercayai Dia.

Tuhan, aku memercayai Dia yang telah mati bagiku. Beri aku ketahanan sekalipun aku tidak mengerti.

Rabu, 26 Juni 2013

RENUNGAN PAGI "KABAR BAIK DARI PATMOS" 23 JUNI 2013

"CELAKA YANG PERTAMA SUDAH LEWAT, SEKARANG AKAN MENYUSUL DUA CELAKA LAGI" (Wahyu 9:12).  Wahyu 8:13 mengumumkan bahwa tiga celaka akan menimpa mereka yang diam di bumi. Sangkakala ke lima menyusul. Sekarang di dalam Wahyu 9:12 kita tahu bahwa celaka yang pertama telah lewat, telah berlalu. Karena pernyataan yang sama terdapat di dalam Wahyu 11:14, setelah sangkakala ke enam, tampaknya jelas bahwa ke tiga celaka di dalam Wahyu 8:13 adalah sangkakala ke lima, ke enam dan ke tujuh.   Saya mendapatkan uji realitas sekitar 15 tahun lalu ketika mendengarkan seorang pengkhotbah untuk pertama kalinya. Dia memberikan pengaruh sangat luar biasa pada diri saya. Manakala dia berbicara, hati saya akan terbakar. Seakan-akan dia bisa membaca jiwa saya. Tetapi dia bukan seorang nabi atau pembaca pikiran, dia hanyalah seorang Kristen biasa yang berbicara dari hati. Apakah yang membuat khotbahnya begitu efektif? Sembilan puluh persen ilustrasi khotbahnya dari pengalaman pribadinya, hampir selalu berbicara tentang kegagalan-kegagalan bukan keberhasilannya. Itu membuat saya menguji diri sendiri. Manakala saya menyampaikan ilustrasi dari kehidupan saya sendiri, saya selalu berbicara tentang keberhasilan saya dan tidak pernah tentang kegagalan-kegagalan saya. Itu benar-benar sebuah uji realitas. Saya sadar telah menggunakan mimbar untuk memoles citra saya. Gereja yang saya layani juga mendapat uji realitas beberapa waktu yang lalu. Berusaha memahami cara yang lebih baik untuk menjangkau mereka yang hilang, kami baru tahu bahwa Jemaat Hispanik di bagian selatan California jumlahnya berlipat ganda setiap sekitar tiga tahun sekali. Berasumsi bahwa pastinya mereka melakukan sesuatu yang tidak kami lakukan, kami pun ingin menerapkan strategi-strategi tersebut untuk pengembangan di Amerika Serikat. Namun penyelidikan mengungkapkan penemuan yang mengejutkan. Selama periode 10 tahun, tidak ada generasi Hispanik ke tiga atau ke empat (di Amerika) yang dibaptiskan. Pertumbuhan memang ada, tetapi hanya para imigran beserta anak-anak mereka yang dibaptiskan. Jelas bahwa keberhasilan di kalangan Jemaat Hispanik tidak bisa ditularkan kepada situasi normal di Amerika Serikat. Setiap bagian Alkitab berguna untuk mengajar (2 Timotius3:16), namun ayat yang berbeda-beda diterapkan pada situasi yang berbeda-beda. Ayat-ayat seperti sangkakala ke lima dan ke enam secara khusus tidak menghibur mereka yang kehilangan atau menyemangati yang kesepian. Namun biasanya mereka berguna untuk menyadarkan orang-orang dari sikap berpuas diri. Sangkakala-sangkakala itu memberikan suatu uji realitas, memanggil kita untuk menghadapi ilusi-ilusi yang ditimbulkan oleh kemakmuran yang relatif. Kita semua bisa menarik manfaat dari uji realitas. Tuhan, begitu mudah aku terjebak dalam sikap berpuas diri. Ketika uji realitas datang, beri aku keberanian untuk belajar dan tidak menolak.

Jumat, 21 Juni 2013

RENUNGAN PAGI " KABAR BAIK DARI PATMOS" 22 JUNI 2013

"Dan ekor mereka sama seperti kalajengking dan ada sengatnya, dan di dalam ekor mereka itu terdapat kuasa untuk menyakiti manusia, lima bulan lamanya. Dan raja yang memerintah mereka ialah MALAIKAT JURANG MAUT; namanya dalam bahasa Ibrani ialah Abadon dan dalam bahasa Yunani ialah Apolion" (Wahyu 9:10, 11).

Saya menjadi seorang pendeta di New York City sepanjang tahun 1980. Salah satu keuntungan tinggal di kota besar ialah akses kepada budaya kelas dunia. Hal yang paling kami sukai dari akses itu adalah Museum of Natural History di bagian barat Taman Pusat Kota Manhattan. Museum itu memiliki diorama-diorama mengagumkan dari pemandangan-pemandangan seluruh dunia, ribuan batu mulia dan mineral, serta kerangka dinosaurus raksasa yang membuat mata anak-anak saya terbelalak takjub. Saya dan istri saya begitu menyukai tempat itu sehingga kami memutuskan untuk menjadi anggota klubnya, di mana hal itu membuat kami menjadi bagian dari budaya New York. Para anggota klub museum menerima undangan-undangan khusus mengikuti seminar-seminar. Keuntungan lain ialah kesempatan menyaksikan benda-benda baru di museum sebelum dipamerkan untuk umum.

Pada suatu kesempatan pihak museum memperlihatkan artefak-artefak reruntuhan kota Pompeii. Acara itu dijadwalkan hanya untuk anggota klub dan dilaksanakan hanya satu malam. Kemudian setelah pameran selesai kami dipersilakan menyaksikan film The Last Days of Pompeii yang dibuat tahun 1935. Saya benar-benar terpana. Film itu merupakan satu cerita yang kuar biasa tentang Injil dan efeknya terhadap nilai-nilai yang dimiliki manusia di abad pertama. Untuk pertama kalinya saya menyadari betapa kuat pengaruh sekularisasi terhadap dunia Barat.

Dampak tersebut semakin berlipat ganda di akhir film. Saat lampu-lampu dinyalakan kembali moderator acara naik ke atas podium, dan dengan nada suara penuh sindiran dia berkata, "Ya, kita baru saja menerima nasihat moral, bukan?" Saya takjub menyaksikan betapa jauh kita telah menyimpang dari nilai-nilai Kristiani dalam waktu kurang dari 45 tahun! Menariknya lagi, kita nyaris tidak menyadarinya. Seperti katak di bawah tempurung, sekularisasi makin bertambah secara berangsur-angsur dan tidka pernah disadari bahwa Allah tidak lagi memainkan peran penting dalam kehidupan kita.

Sangkakala kelima memperingatkan kita agar tidak menyerah pada silaunya materialisme dan teknologi. Kehidupan tanpa Allah hanya berakhir di dalam siksaan dan penderitaan (Why. 9:5, 6). Itu akan membawa pada hilangnya makna dan arah serta menciptakan kehampaan yang hanya dapat dilihat orang di keheningan malam. Meskipun bersembunyi di balik topeng kesenangan dan permainan, malaikat jurang maut itu adalah pengawas yang keras.

Tuhan, aku menyadari telah menjauh dari-Mu. Saat aku terlalu sibuk untuk membaca Firman-Mu dan untuk berdoa, arus dunia menghanyutkan aku.

RENUNGAN PAGI "KABAR BAIK DARI PATMOS" 21 JUNI 2013

"DAN EKOR MEREKA SAMA SEPERTI KALAJENGKING DAN ADA SENGATNYA, dan di dalam ekor mereka itu terdapat kuasa mereka untuk menyakiti manusia lima bulan lamanya. DAN RAJA YANG MEMERINTAH MEREKA IALAH MALAIKAT JURANG MAUT; NAMANYA DALAM BAHASA IBRANI IALAH ABADON DAN DALAM BAHASA YUNANI IALAH APOLION" (Wahyu 9:10,11)  

Sangkakala ke lima berisikan banyak gambaran yang pasti tak asing lagi bagi para pembaca di zaman Yohanes. Kegelapan adalah lawan dari terang. Dalam Perjanjian Baru, itu mewakili suatu filosofi yang menyangkal Yesus dan Injil-Nya (Yohanes 3:18-21). Jurang maut adalah tempat di mana Allah memenjarakan setan-setan (Lukas 8:30,31). Dan ekor adalah simbol dari nabi-nabi pendusta (Yesaya 9:15). Walaupun banyak bagian sangkakala ini tetap misterius, "tulah" merupakan wabah rohani yang menyiksa para pengikut Setan tetapi tidak melukai mereka yang dimeteraikan (Wahyu 9:4-6). Tulah itu membuat orang-orang durjana berada dalam kesengsaraan (ayat 65,6). Matahari Firman Allah mengalami gerhana, tetapi tidak dihancurkan (ayat 2,3). Simbol ini sesuai dengan efek-efek sekularisme dalam dunia kita dewasa ini.

Sekularisasi merupakan proses di mana manusia semakin tidak terhubung dengan organisasi kerohanian. Mereka bukan ateis, tetapi orang-orang dengan pemikiran sekular dan sengaja tidak meluangkan waktu untuk berhubungan dengan Tuhan dan/atau dengan agama. Sekularisasi sebenarnya tidak sepenuhnya buruk, seringkali menghargai hak-hak kemanusiaan dan kebebasan beragama. Lembaga-lembaga Alkitab, perkembangan ilmu pengetahuan, dan arkeologi sulit untuk dibayangkan di dunia ini tanpa kebebasan berpikir dan iman. Jadi sekularisasi dunia Barat juga memiliki sisi positif.

Tentu sekularisasi juga memiliki dampak negatif. Melalui revolusi Perancis dan Rusia, hak itu membukakan pintu pada komunisme yang membuat praktik iman menjadi sangat sulit. Sekularisasi juga membukakan jalan pada ekumenisme yang tidak benar. Dan ekumenisme tipe tertentu akan mengikis iman seraya menekankan, "Jangan fanatik. Tidak penting apa yang engkau yakini!" Selain itu, sekularisasi juga mengarah pada materialisme yang tidak terkendali. Terutama jika Anda percaya bahwa tidak ada Allah, maka kehidupan hanya berkisar seputar berbelanja dan makan.

Pada akhirnya, sekularisasi merupakan tren yang Allah pakai untuk menghakimi para penindas dan memerdekakan umat-Nya untuk melayani Dia tanpa dibatasi. Dan indahnya sangkakala ke lima adalah karena itu tidak menyakiti orang-orang yang mengenal Allah. Sebuah stiker bemper yang saya lihat beberapa waktu yang lalu menyatakan tanggapan akhir orang-orang Kristen terhadap sekularisasi: "Allah tidak mati, saya bicara dengan-Nya kemarin malam."

Tuhan, dalam dunia yang mengabaikan Engkau dalam pencarian kekayaan dan kesenangan, jaga agar aku tetap terfokus pada hadirat-Mu yang hidup.

RENUNGAN PAGI "KABAR BAIK DARI PATMOS" 20 JUNI 2013

"Dan rupa belalang-belalang itu sama seperti kuda yang disiapkan untuk peperangan, dan di atas kepala mereka ada sesuatu yang menyerupai mahkota emas, dan muka mereka sama seperti muka manusia, dan rambut mereka sama seperti rambut perempuan dan gigi mereka sama seperti gigi singa, dan dada mereka sama seperti baju zirah, dan bunyi sayap mereka bagaikan bunyi kereta-kereta yang ditarik banyak kuda, yang sedang lari ke medan peperangan" (Wahyu 9:7-9).

Sebuah penelitian telah menemukan sasaran atau tujuan teologis yang tidak jelas dalam bagian ayat ini. Apakah Yohanes seperti menambahkan satu gambaran hanya untuk menegaskan kengerian gambaran keseluruhan. Pelajaran rohani apakah yang kita dapatkan dari penggambaran yang mengerikan seperti ayat di atas? Apakah peran dan maksud malapetaka dalam perjalanan keseharian kita bersama Dia?

Biasanya pikiran kita akan kembali kepada Allah dan Firman-Nya ketika bencana melanda. Pencipta itu telah membentuk kita sebagai manusia. Oleh karena itu, Alkitab seperti buku petunjuk untuk sebuah perangkat lunak komputer. Alkitab menjelaskan asal usul kita, bagaimana kita dibuat, dan bagaimana kita  berfungsi paling baik. Buku petunjuk terbaik pasti berasal dari orang yang membuatnya. Demikian halnya mengapa Alkitab sangat penting bagi kita. Dia yang menciptakan kita tahu bagaimana rupa kita dan bagaimana kita harus hidup.

Dosa itu seumpama cacat dalam "perangkat lunak" tubuh dan pikiran kita. Saat sistem pengoperasian komputer Anda menemukan suatu kesalahan. Anda menelepon "Micsosoft dan berkata, "Begini, ada masalah dengan Windows saya." Tidakkah menyenangkan jika Anda mendengar, "Saya sangat menyesal mendengarnya, Saya Bill Gates. Bolehkah saya membantu Anda?" Sebagai pemimpin Microsoft, beliau dalam posisi yang sangat bagus untuk memastikan masalah Anda terselesaikan. Sama seperti perangkat lunak, banyak tangan yang terlihat dalam pembuatan Alkitab. Tetapi Allah secara pribadi terlihat langsung dalam setiap bagiannya. Ketika kita mempelajari Alkitab dan berdoa, secara pribadi kita "terhubung" dengan sang Arsitek Agung.

Penghakiman Allah, secara sederhananya menjadi pencari perhatian. Itu bukan untuk pembalasan dendam, tetapi lebih sebagai panggilan untuk bangun supaya kita dapat menyelaraskan kembali "perangkat lunak" kita seperti awal mulanya dirancang Allah. Diciptakan oleh Allah, kita berfungsi paling baik pada saat berada dalam hubungan dengan Dia. Bencana yang paling buruk yang dapat terjadi, adalah, pada saat kita memalingkan wajah dari Allah dan mencoba melakukan segala sesuatu menggunakan jalan kita sendiri. Sangkakala adalah malapetaka yang mengingatkan dan membawa hati kita jauh dari malapetaka yang lebih besar.

Tuhan, aku berterimakasih atas kehadiran-Mu sementara kami mempelajari ketujuh sangkakala. Dan Buku Petunjuk Ilahi menjadi pusat pikiranku.

Selasa, 18 Juni 2013

RENUNGAN PAGI "KABAR BAIK DARI PATMOS" 19 JUNI 2013

"Dan mereka diperkenankan bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyiksa mereka lima bulan lamanya, DAN SIKSAAN ITU SEPERTI SIKSAAN KALAJENGKING, APABILA IA MENYENGAT MANUSIA. Dan pada masa itu orang-orang akan mencari maut, tetapi mereka tidak akan menemukannya, dan MEREKA AKAN INGIN MATI, tetapi maut lari dari mereka" (Wahyu 9:5,6).

Baru-baru ini, saya dan istri saya sedang berada di Australia. Istri saya menginginkan video untuk model rambut barunya, dan kami memutuskan senang merekamnya sembari menempatkannya di balik semak-semak dan di bawah pohon di mana seekor kookaburra (burung khas Australia) bertengger dengan tenangnya. Istri saya berpose seperti model, dengan burung kookaburra di atas kepalanya. Tiba-tiba saja dia lenyap dari pandangan. Saya menyangka itu hanya lelucon dan terus memotret. Tiba-tiba Pamella mulai memekik. "Semut, semut menggigitku. Tolong! Singkirkan semut-semut ini!" Saya tahu kecenderungan istri saya yang suka bergurau di depan kamera, jadi dengan santai saya menghampirinya. Saat mendekati semak-semak, tiba-tiba saya melihat tanah seolah-olah bergerak. Semut bergerombol di antara semak-semak pada pohon tempat koorkaburra bertengger. Istri saya menaikkan satu kakinya dan dengan panik mengibaskan sepatunya dan kulit kakinya. "Tolong! Lakukan sesuatu!" Akhirnya saya pun bertindak. Menyingkir dari sini, cepat! Menyingkir dari tempat ini!" Istri saya berlari sambil saya tarik ke tempat ganti pakaian yang jaraknya kurang lebih 18 meter. Saat saya membuka celana dan mengibaskannya seperti cambuk, semut-semut berjatuhan ke lantai, dan kami mematikannya dengan penuh dendam. Setelah menghabisi gerombolan semut itu, kami mengobati bengkak-bengkak di tungkai kanan istri saya. Dia telah diserang gerombolan semut banteng yang sengatannya panas seperti api. Setelah diberi perawatan intensif barulah rasa panas di kakinya itu mereda. Setidaknya, selama beberapa saat, dia mengalami siksaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Seandainya, rasa panas itu berlangsung selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari, mungkin dia akan merasa seperti orang-orang yang tersiksa di dalam Wahyu 9.

Pekabaran mendasar ayat hari ini adalah bahwa mereka yang berada dalam kendali Setan mungkin mengira mereka memiliki kemerdekaan sejati, tetapi pada kenyataannya, mereka telah tunduk kepada seorang tiran yang membuat Hitler dan Idi Amin terlihat lemah. Siksaan sengatan serangga mengilustrasikan bagaimana perbudakan Setan telah menyedot habis sukacita kehidupan hingga bahkan membuat kematian menjadi sesuatu yang menarik.

Tuhan, tolong aku untuk menolak setiap daya tarik dosa. Semoga aku dapat dengan jelas melihat potensi memperbudak dan menyiksanya, manakala godaan itu datang.

 

Site Info

Followers

MeisyeMassie's Blog Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template